Detail texture yang tinggi bagi para karakter utama | Bisa upgrade senjata | Munculnya banyak prajurit dan mini boss baru yang mantap | Dugem di Citadel tetap terus berjalan meskipun Galaksi Bima sakti diambang keruntuhan
Permainan menjadi agak serba otomatis | Ending cerita yang sangat kontroversial | Mode MP OL bisa mempengaruhi ending cerita | Boleh homo tapi tak bisa milih harem | Glitch gfx disana sini
PROLOG
Bioware dan Electronic Arts (EA) merilis MAss Effect 3 sebagai kisah terakhir dari trilogi Shepard, pemimpin kapal stealth frigate, Normandy SR-2 sekaligus harapan utama bagi para penghuni Galaksi Bima sakti dalam melawan teror dari ras mesin, The Reapers. Selaku pengembang game action rpg ini, Bioware mengklaim telah mencurahkan begitu banyak tenaga dan pikiran agar bisa memaximalkan hal-hal terbaik dari gabungan Mass Effect 1-2, menjadi Mass Effect 3. bahkan, mereka menambahkan elemen mode Multiplayer Online (MP OL) dalam mode Co-op untuk menambah keasyikan permainan. Akankah Mass Effect 3 berhasil melampaui seri pendahulunya??
STORYLINE
Mass Effect 3 memulai setting cerita utama, berjarak antara 6-12 bulan sesudah berakhirnya misi utama pada Mass Effect 2 DLC Arrival. Sang Letkol Shepard yang terkena kasus pelanggaran HAM berat terhadap ras Batarian, baru saja keluar dari tahanan militer milik Alliance, untuk menjalani sidang Mahkamah Militer di Kota Vancouver, Kanada, Planet Bumi. Saat persidangan sedang berlangsung, secara mendadak The Reaper menginvasi Bumi. Mengakibatkan, Shepard beserta kawan-kawannya di Normandy Sr-2 terpaksa meninggalkan Bumi yangtercabik-caik oleh serangan The Reaper, demi mengemban misi maha penting.
Shepard harus berhasil mengumpulkan berbagai macam dan jenis bantuan perang (war asset) dari para sekutu Bumi yang tersebar di berbagai penjuru Galaksi Bima sakti, agar mereka semua bisa menggabungkan kekuatan militernya, secara bersama-sama untuk mengusir dan menghancurkan The Reaper, selama-lamanya. Tentu saja, Shepard akan menggunakan segala cara demi mencapai tujuannya. Dalam misi maha berat itu, ia harus menghadapi begitu banyak permasalahan, hambatan, dan tantangan, baik dari dalam maupun dari luar. Shepard rela melakukan itu semua, demi menegakkan perdamaian, kebebasan, dan keadilan di Galaksi Bima Sakti.
Musuh Shepard kini bukan hanya The Reaper, melainkan juga The Cerberus. Ough, kisahnya malah semakin terlihat megah dan epik bukan?? Kisah perjuangan Shepard dalam melawan sang penjajah, The Reaper. Alur cerita bertempo agak cepat, sejak Shepard meninggalkan bumi dan berupaya mencari bantuan satu demi satu ke berbagai tokoh penting di galaksi. Sifat cerita masih berupa non linear dan memiliki multi ending yang lumayan banyak. Sehingga, apapun yang keputusan gamer pilih di Mass Effect 3, akan menentukan perkembangan alur ceritanya di masa mendatang.
Penulis merekomendasikan agar gamer memainkan kedua seri Mass Effect terdahulu, supaya bisa memahami lebih lanjut akan betapa pentingnya beberapa keputusan yang gamer ambil di masa lalu yang akan sangat berdampak pada alur cerita di masa kini. Disebabkan, ada beberapa karakter lama, yang jika tewas pada seri terdahulu maka tidak akan bisa tampil lagi disini, hal tersebut pada satu sisi akan berdampak pada alur cerita, sedangkan sebagian lainnya tak begitu berpengaruh pada keseluruhan cerita utama.
Sangat disayangkan, bahwa agar gamer bisa mengetahui ending yang terbaik dari mode Single Player (SP) pada Mass Effect 3 dengan cara yang lebih mudah, maka Bioware secara halus merekomendasikan bahwa gamer musti sering-sering memainkan mode MP OL. Namun, untuk cara yang sebaliknya, maka gamer musti menginstal beberapa paket DLC mendatang, yang akan menambahkan beberapa cerita tambahan, quets-quest baru, atau bahkan karakter-karakter baru. Salah satu DLC semacam itu yang sudah dirilis oleh EA ialah, DLC From Ashes.
Seandainya menganalogikan rangkaian cerita utama pada trilogi Mass Effect ini dengan film-film Hollywood legendaris, maka penulis yang telah menamatkan ratusan jam dari Mass Effect 1 pada 2008 hingga Mass Effect 3 pada 2012 ini, bisa menyebutkan bahwa cerita pada Mass Effect 1, ibarat film Star Wars IV: The New Hope. Lalu, Mass Effect 2 sebagai Star Wars V: Empire Strikes Back, dan kisah penutup Mass Effect 3 ibarat kisah Star Wars VI: Return of the Jedi.
Namun, ada perkecualiannya untuk Mass Effect 3 ini. Yaitu menjelang akhir cerita, mendadak kisah Mass Effect 3 ini di satu sisi berubah menjadi mirip dengan akhir cerita yang muncul di film Inception. Sedangkan disisi lainnya, kisah penutupnya bisa dibilang mirip dengan kualitas cerita film Transfomer 3: Dark of the Moon. Kedua hal tersebut yang saling bertolak belakang, membuat ending cerita Mass Effect 3 menimbulkan kontroversial yang meluas di kalangan gamer. Bagi penulis sendiri, secara umum dari awal hingga pertengahan cerita, semua berlangsung mulus dan bagus, sebagaimana kedua seri Mass Effect sebelumnya.
Tapi, begitu memasuki akhir cerita, ya muncullah dua hal yang paradoks itu yang berjalan secara hampir bersamaan. Ditambah, mungkin untuk pertama kalinya dalam dunia game rpg offline di pc, penentuan muncul atau tidaknya the best ending, ternyata juga bisa berdasarkan atas seberapa sering gamer memainkan mode MP OL di Mass Effect 3. Seandainya penulis membandingkan dengan kedua seri sebelumnya, maka kualitas cerita di Mass Effect 3 secara keseluruhan mulai menurun. Tidak lagi sebagus dan seindah seperti cerita utama di Mass Effect 1-2.
GAMEPLAY
Mass Effect 3 merupakan RPG action 3rd person shooter, dengan sifat gameplay yang agak berubah daripada sebelumnya, yaitu kini menjadi semi open ended gameplay. Kemungkinan besar, perubahan itu sebagai dampak dari penyertaan mode MP OL. Dulu, gamer bebas berjalan-jalan ke sebagian besar peta level yang ada di galaksi bima sakti, tanpa perlu terus mengikuti misi-misi utama yang ada. Namun, di Mass Effect 3 ini, andaikata gamer mau bisa jalan-jalan ke banyak peta level lainnya di galaksi, maka gamer harus terus mengikuti misi-misi utama yang bermunculan satu demi satu.
Sebab, akan ada banyak peta level di Galaksi Bima Sakti yang baru bisa kebuka ketika gamer sudah menamatkan beberapa misi utama tertentu di game rpg action ini. Seperti biasanya, Bioware memperbolehkan gamer mengimpor save game dari Mass Effect 2 ke Mass Effect 3, demi menjamin keberlangsungan cerita utama mulai dari seri ke satu hingga seri ketiga ini. Kemudian, proses impor save game itu juga ternyata tak berjalan semulus sebagaimana prose impor save game dari Mass Effect 1 ke Mass Effect 2.
Hal itu ditandai dengan kegagalan Mass Effect 3 mengimpor wajah karakter dari Mass Effect 2, yang berakibat para gamer harus mereka ulang wajah Shepard dari awal, terlepas Shepard itu bergender pria ataupun wanita. Pihak Bioware sendiri mengakui bug tersebtu sebagai satu kesalahan teknis yang akan diperbaiki pada perilisan update patch mendatang. Benar-benar aneh, hal sekecil itu saja bisa terlewatkan dalam sistem audit Mass EFfect 3 menjelang rilis ke publik.
Cara pembuatan karakter berikut job-job class character pun jumlahnya masih sama seperti sebelumnya. Yaitu ada JOb class Soldier, Vanguard, Infiltrator, Sentinel, dll. Bentuk statistik karakter juga kurang lebih masih sama seperti Mass Effect 2, yakni isi stat karakter yang sederhana. Metode untuk mendapatkan EXP PTS juga masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Selesaikan berbagai obyektif misi yang ada, baik misi-misi utama maupun misi-misi sampingan.
Lalu, membuka beberapa obyek di beberapa peta level, juga akan menghasilkan EXP PTS, jadi bukan seberapa banyak gamer membunuh musuh, melainkan seberapa sering gamer menamatkan berbagai misi di Mass EFfect 3.Misi-misi utama bisa gamer dapatkan dengan cara berbicara kepada beberapa NPC ataupun akan muncul secara otomatis di jurnal quest. Yup, kecuali misi-isi utama, gamer akan mendapatkan sebagian besar misi sampingan secara otomatis ketika jalan-jalan di stasiun Citadel, sebagai salah satu lokasi yang menjadi pusat segala aktivitas peradaban maju di galaksi Bima Sakti.
Secara fisikal, bentuk Stasiun Citadel dari luar takada perubahan, tapi bagian dalamnya mengalami sedikit perubahan jika gamer membandingkannya dengan seri-seri pendahulunya. Hampir mirip dengan Normandy SR-2, yang bagian eksterior berubah hanyalah cat kapal yang kini berwarna biru, lambang Alliance. Sedangkan bagian interiornya juga mengalami sedikit perubahan, namun tetap memiliki lima tingkatan sama seperti seri prekuenya. Para anggota tim tempur kini jumlahnya lebih sedikit, sebagian diisi oleh anggota baru dan sebagian lainnya adalah anggota lama dari Mass Effect 1.
Kemudian, para kru kapal Normandy SR-2 malah semuanya berubah menjadi kru dari pasukan Bumi. Tetapi, kemana saja para anggota tim tempur serta kru kapal Normandy SR-2 yang muncul di Mass Effect 2?? Ya semuanya berpisah, mencari jalan hidupnya sendiri-sendiri begitu Shepard menyerahkan diri dan ditangkap oleh Pasukan Bumi, seusai peristiwa besar yang terjadi pada DLC Arrival. Namun, seiring waktu berlalu, gamer akan menemukan mereka satu demi satu dan sebagian diantaranya akan kembali masuk ke Normandy SR-2, dan sisanya ya hanya sekedar cameo alias numpang lewat saja.
Bertemu dengan para karakter lama, tentunya akan menimbulkan sensasi nostalgia tersendiri, terutama jika sebagian karakter tersebut merupakan salah satu kekasih yang gamer cintai sejak lama. Ketika bersua kembali, akan muncul beberapa adegan romantis maupun setting cerita yang mendukung suasana yang syahdu itu. Model dialog antara gamer dengan para NPC ataupun para anggota Tim tempur, umumnya masih berbentuk seperti dahulu. Soal pilihan paragon (positif) dan renegade (negatif) dalam berdialog, juga bisa turut mempengaruhi adegan romantis tersebut.
Mengenai masalah percintaan, game ini sebagaimana seri Dragon Age II, juga membawa isu-isu hubungan homosexual dengan lebih berani, membahas soal lesbianisme, gay, dan transexual. Sangat disayangkan pula, disaat yang sama game ini tidak mendukung adanya hubungan harem. Benar-benar mengecewakan, dikarenakan sebenarnya akan ada begitu banyak karakter yang bisa gamer pilih untuk memulai romantisme masa lalu dan masa kini, tapi yang benar-benar bisa gamer pilih hanyalah satu pasangan saja.
Bagaimana cara berdialog dengan beberapa NPC lainnya juga bisa mempengaruhi berbagai keputusan yang akan gamer ambil. Semisalnya, apakah gamer akan memlih cara yang halus atau cara yang kasar dalam bernegosiasi dengan beberapa tooh terpenting di galaksi. Soal quick time event (QTE) yang sederhana juga masih muncul untuk beberapa adegan tertentu. Terutama ketika ada banyak cutscene movie interaktif yang durasinya lumayan panjang sedang berlangsung. Koleksi ikan hias beserta mengumpulkan koleksi model-model starship di kabin pribadi Shepard di Normandy SR-2 juga masih muncul di game rpg aksi ini.
Sistem pertempuran di Mass Effect 3 juga tidak jauh berbeda dengan prekuelnya. Gamer musti menembaki para musuh yang terus berdatangan, lalu sembunyi di balik perlindungan untuk me-reload amunisi, ganti senjata atau peluru, sambil menyembuhkan diri sendiri secara otomatis, atau memakai medigel demi mempercepat meteran darah dan perisai kembali normal, dan yang terakhir bersiap-siap untuk menembak balik musuh seperti semula. Berbagai model senjata yang dulu muncul di Mass Effect 2, maka kini semuanya kembali lagi, termasuk ada beberapa sedikit tambahan jenis senjata baru.
Cara Shepard dkk bertempur melawan musuh di game ini, secara umum tidak jauh berbeda dengan prekuelnya. Lompat sana sini, berlindung disana sini, sambil terus menembaki musuh, semuanya tak ubahnya seperti memainkan Mass Effect 2. Kemudahan dalam menggerakkan kontrol karakter berikut kustomisasi tombol kibord dan tikus, juga masih sama nyamannya seperti dahulu. Hanya saja, Bioware suka menyerdehanakan satu tombol penting, yakni tombol Space di kibord yang memiliki tiga fungsi sekaligus.
Akibatnya, dalam beberapa situasi, gamer akan sedikit merasakan canggung dalam mengontrol karakter. Keunikan dalam pertempuran di Mass Effect 3 ini, gamer bisa membajak Mecha Atlas milik musuh untuk menjadikannya senjata super ampuh dalam melawan balik serangan musuh. Mecha Atlas adalah satu-satunya kendaraan yang bisa gmer kendarai di Mass Effect 3.
Semua senjata yang ada di Mass Effect 3, yakni pistol, SMG, shotgun, senapan serbu, dan sniper rifle, bisa di-upgrade sperti fitur yang pernah muncul di seri pertamanya, misalnya menambah daya damage nya, mengurangi recoil-nya, menambah kapasitas amunisi, meningkatkan akurasi membidik target, dsb. Bahkan, perubahan-perubahan dalam upgrade senjata itu akan memberikan pengaruh ke bentuk-bentuk senjata tersebut. tapi ya bentuk perubahannya hanya bersifat minimalis saja.
Kemudian, konsep jenis persenjataan berat, semacam penyembur api, pelontar granat, peluncur roket, dst yang ada di MAss Effect 3 ini sedikit berbeda dengan Mass Effect 2. Pada prekuelnya, gamer bisa bebas memilih-milih senjata kelas berat selama sudah muncul di lemari senjata di Normandy SR-2, maka di seri terbaru ini, gamer hanya bisa sekali pakai saja dan akan menemukannya di jalanan. Kalu sudah menemukannya, maka gamer tidak bisa lagi membawanya ke dalam Normandy SR-2. Alias, senjata-senjata kelas berat itu kini hanya bersifat opsional semata, bukan lagi sebagai senjata utama.
Tingkat kepandaian AI tim tempur maupun AI musuh juga masih sama seperti seri-seri terdahulu, berkualitas standar dalam pertempuran di lapangan, atau dengan kata lain ya kadang-kadang pintar, kadang-kadang tidak pintar dalam merespon serangan musuh atau malah bisa cepat bereaksi untuk membunuh lawan-lawan yang ada. Jumlah AI tim yang bisa gamer bawa langsung ke arena pertempuran, tetap hanya ada dua saja dari sekian banyak anggota tim tempur. Penampilan dari para anggota tim tempur kini juga masih bisa diubah-ubah sesuai satu set armor suit yang sudah tersedia, sebagaimana Mass Effect 2.
Tentunya jumlah model armor suit untuk para anggota tim tempur di game ini, akan terlihat lebih banyak dan lebih bervariatif daripada jika membandingkan dengan Mass Effect 2. Berbeda dengan satu set armor suit milik para anggota tim tempur, maka jumlah dan format model armor suit yang gamer miliki untuk Shepard, masih serupa seperti yang ada di Mass Effect 2. jadi, otak atik armor suit maupun beberapa satu set full armor suit milik Shepard, sebagian besar sudah pernah muncul pula di Mass Effect 2.
Bentuk minigame yang dulu banyak muncul, kini sama sekali dihilangkan, eh dirubah sih menjadi permainan kucing dan tikus. Maksud penulis, ketika memasuki setiap sistem tata surya yang ada di beberapa wilayah, gamer bisa men-scan atau memindai satu sola system untuk mencari beberapa item tertentu. Tapi proses pemindaian itu terbatas, jika gamer terlalu sering memindai akan mengundang ancaman kedatangan The Reaper di sistem tata surya tersebut.
Jika mereka jadi datang, maka gamer yang sedang mengendalikan Normandy SR-2 harus cepat-cepat kabur menghindari sergapan The Reaper, jika gagal ya ulangi lagi save game yang terakhir. Proses sistem pemindaian planet-planet juga lebih disederhanakan. Selain itu, sistem pengumpulan aset-aset perang dan tingkat Effective Military Strength (EMS) juga terlihat sederhana, yakni gamer harus sering-sering memindai setiap sistem tata surya yang ada serta sering-seringlah untuk menamatkan semua misi utama berikut misi-misi sampingan.
Mengapa bisa begitu?? Sebab untuk mendapatkan ending yang terbaik, maka gamer perlu memiliki total skor War Assets dan EMS yang tinggi, agar bisa membuka opsi untuk memlih the best ending. Jika tidak berhasil mendapatkan skor total yang tinggi, ya gamer jangan berharapa banyak untuk bisa membuka opsi ending cerita yang terbaik. Ternyata memang ada desainer game yang super jenius di Bioware yang memiliki usul unik semacam itu. Biowware memang benar-benar pintar dalam membuat game RPG.
Model-model aset perang itu hanya berbentuk ikon-ikon yang sangat sederhana, ditambah ama beberapa text singkat untuk menjelaskan apa saja detail war aset yang sudah gamer miliki. Bioware benar-benar pemalas, apa susahnya sih memmbuat ikon gambar yang lebih jelas dan tegas, bukan sekedar ikon dan text sederhana?? Akibatnya, selama proses mengumpulkan berbagaia set perang yang tersebar di berbagai lokasi, hanya muncul sekilas info soal berhasil atau tidaknya bagi gamer dalam mengakuisisi beberapa aset perang.
Ketika penulis memperhatikan semua fitur diatas, seolah-olah Bioware hanya sedikit melakukan tweaking dan mengotak-atik gameplay Mass Effect 3 secara minimalis saja di mode SP-nya. Namun, terlepas dari beberapa kekurangan itu semua, keasyikan pertempuran di Mass Effect 3 serta mengikuti berbagai kisah dramanya, tetap seasyik seperti seri-seri terdahulu.
GFX
Pada dasarnya, Mass Effect 3 masih menggunakan gfx engine yang sama dengan Mass Effect 1, yakni gfx Unreal Engine 3 (UE 3). Artinya game ini masih memakai efek-efek Dx9c, berikut penggunaan fitur PHysx CPU sama seperti Mass Effect sebelumnya. Akan tetapi, tim Bioware berhasil melakukan tweaking texture gfx dan efek pencahayaannya secara optimal di Mass Effect 3. Sehingga, hasilnya mengesankan jika game ini telah menggunakan gfx engine terbaru, padahal sih, kualitas keindahan gfx engine-nya secara default, kurang lebih masih terlihat sama saja dengan prekuel-nya.
Bioware dulunya ketika Mass Effect 3 masih berupa versi beta, menjanjikan akan jika game-nya itu yang versi PC sudah termasuk opsi gfx xtra, berupa High Rez Texture Pack, sebagaimana fitur tambahan untuk Dragon Age II. Kenyataannya, hal semacam itu sampai sekarang belum terwujud sama sekali. Untungnya, sudah menjadi ciri khas dari Gfx UE 3 yang mudah di kustomisasi oleh gamer. Sehingga, gamer bisa memodifikasi sedikit dari gfx enginenya namun hasil akhirnya akan membuat gfx Mass Effect 3 menjadi lebih indah daripada seri sebelum-sebelumnya, dengan pinalti kinerja yang minimalis.
Maka tidak mengherankan, efek-efek pencahayaan pada game ini menjadi maximal. Melalui proses modifikasi yang minimalis itu, gamer akan bisa menyaksikan suatu keindahan gfx yang sangat cantik di mata. Sebagian karakter dan obyek-obyeknya bertekstur tinggi, sebagian lagi bertekstur rendah. Tetapi semuanya bisa tertutupi oleh permainan cahaya di gfx Mass Effect 3 ini. Model armor suit milik Shepard yang berwarna hitam, armor suit kepunyaan Ashley dan Vega yang berwarna biru-biru gelap, akan semakin terlihat mengkilap dan sangat indah di pandang.
Malah, dengan proses modifikasi itu, gfx Mass Effect 3 secara umum terlihat mengalamini peningkatan yang signifikan, malah efek-efek pencahayaannya bisa dibilang, setara dengan tata cahaya di Battlefield 3 DX11. Efek-efek cahayanya saja, soal texture gfx jelas Mass Effect 3 masih kalah jauh dengan kualitas tekstur gfx di Battlefield 3, yang sudah serba HIgh Rez Texture Pack. walaupun begitu, kedetailan texture dari para wajah karakter lumayan sangat tinggi. Game ini tetap berjalan sangat mulus dan durasi loading antar peta level, termasuk sangat cepat.
Bentuk desain bangunan-bangunan yang ada di Mass Effect 3, baik secara interior dan exterior, terlihat bagus, meskipun di beberapa sisi terlihat kosong. Sebagian peta levelyang akan gamer jelajahi, berukuran luas, sebagian lagi berukuran sempit. Pemandangan yang teduh, berupa dedaunan yang menghijau, pohon-pohon ala tropis yang menjulang tinggi, lalu disertai dengan pantai yang indah, kini tiada lagi. Hampir kebanyakan peta level yang terlihat indah yakni, pemandangan langit dan daratan di kejauhan.
Gerakan animasi para karakter, secara umum terlihat mulus dan sangat luwes, namun beberapa gerakan lainnya malah terlihat sebaliknya. Untuk ukuran dimasa sekarang, gfx Mass Effect 3 tetaplah salah satu yang terindah, tapi bukan berarti gfx-nya memiliki suatu terobosan yang mutakhir dalam hal gfx engine tuk game-game pc pada 2012 ini. Penulis bisa menyebutkan, bahwa gfx Mass Effect 3 ini masih dibawahnya gfx The Witcher 2.
SOUND
Dulu, penulis sangat menyukai ost ending theme dari Mass Effect 1-2, tapi sekarang ost theme Mass Effect 3 terdengar tak sebagus seperti dulu. Sebagian besar musik latar masih mengambil dari kedua seri sebelumnya, sedangkan efek-efek suaranya masih berkualitas tinggi, sebagus seperti dulu. Berikut para pengisi suaranya yang mampu memainkan nada dan emosi karakter-karakter di dalam game ini, dengan sangat pas. Sehingga, ketika gamer mendengakan gaya bicara mereka, takkan membuat mengantuk. Malah, mungkin akan membuat gamer semakin bergairah dalam mengikuti perkembangan cerita yang makin memanas, nantinya.
REPLAYBILITY
Mode MP OL di Mass Effect 3, hanya berupa Co-op, dengan total pemain sebanyak empat orang saja. Keempat orang itu harus saling bekerja sama dalam menghadapi serbuan musuh yang datang secara bergelombang. Gamer akan memerankan beberapa prajurit tanpa nama dari berbagai ras manusia dan alien yang ada di Galaksi Bima sakti. Fitur mode Mp yang terbatas itu cukup memberikan penambah semangat bagi gamer untuk terus mengulangi memainkan game rpg aksi ini.
Seandainya gamer merasa jenuh, maka gamer bisa meneruskan permainan mode SP dengan mengimpor data war aset dari Mass Effect 3, untuk meningkatkan nilai skor total war asset-nya. Selain mode MP OL yang terlihat sebagai hal yang menonjol dalam memainkan ulang Mass Effect 3, ada pula mode new game plus yang bisa gamer mainkan ketika sudah menamatkan game ini untuk pertama kalinya. Ada beberapa statistik karakter, skill, weapon, dan armor suit yang bisa gamer bawa secara otomatis ke dalam mode new game plus tersebut.
Semua fitur baru tersebut sangat menambah tingkat variasi permainan di Mass Effect 3 ini, sama seperti prekuelnya. Jika tidak mengimpor save game dari Mass Effect 2, maka gamer hanya mendapat pilihan cerita default saja dari game ini. Bahkan, di mode default itu, gamer bisa bebas memilih mode murni actioan 3rd person shooter, tanpa embel-embel elemen RPG sama sekali ketika memainkan game ini. Artinya, gameplay nya Mass Effect 3 akan banyak berjalan secara otomatis, terutama ketika dalam cutscene movie yang bertebaran di game ini. Bioware benar-benar memiliki cara yang jitu untuk mencari celah-celah pangsa pasar game shooter.
LONGEVITY
Lama permainan game ini, jika gamer tidak bermain dalam mode MP OL, lumayan lama, bisa mencapai diatas 40-an jam untuk menamatkan semua misi utama dan sampingan yang ada di game ini. Terutama, demi mencari-cari petunjuk dalam menamatkan beberapa misi sampingan, yang bentuk questnya masih sama-sama tidak jelasnya seperti dahulu. Sehingga akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam menyelesaikan misi-misi sampingan itu. Ketika game mau meneruskan permainan ini ke new game plus atau memakai save game dari Mass Effect 2 lainnya, akan semakin menambah durasi lama permainan.
BONUS
Satu-satunya DLC besar yang dirilis bersamaan oleh Bioware yakni DLC From AShes. Isi DLC itu menyertakan seorang karakter baru yang bisa gamer pilih sebagai anggota tim tempur, yakni Jarvik, yang merupakan seorang prajurit pilihan dari ras Prothean asli. Ceritanya pun berjalan agak singkat dan dimulai di koloni Eden Prime, awal mula Shepard berkontak dengan peradaban Prothean pada Mass Effect 1. Selain DLC besar itu, Bioware juga memberikan beberapa bonus senjata dan amor suit untuk gamer.
Kalau beruntung, maka gamer bisa memiliki semua DLC dan bonus item-item tersebut. KHusus untuk bonus-bonus senjata dan armor suit, semuanya bersisi biasa-biasa saja. Bentuk item-itemnya juga kurang menonjol, well, kecuali armor suit N7 Defender sih, yang tampilannya terlihat sebagai bonus armor suit yang paling gagah, setara dengan Collector Armor Suit terdahulu. Eh, masih ada sih armor suit The Collector, namun bukan lagi termasuk dalam bonus melainkan item yang bisa gamer beli dari pedagang yang buka lapak di Citadel.
YUp, termasuk hal yang sangat disayangkan, bonus armor suit hanyalah N7 Defender dan Reckoning Armor. Kedua armor itu memiliki statistik yang serba tanggung. Malah, model-model armor suit yang di Mass Effect 2 hanya berupa bonus item tambahan dari Bioware, namun kini semuanya bisa dibeli oleh gamer di beberapa pedagang, seiring alur cerita terus berjalan. Jadi, bukan lagi sebagai bonus melainkan hanya sebtas item-item yang dijual di pasaran. Menyedihkan memang.
EPILOGUE
Kabar terbaru, ending Mass Effect 3 yang sangat kontroversial serta menimbulkan dampak negatif yang luas terhadap para penggemarnya, akhirnya mampu menggerakkan hati BIoware yang berjanji untuk mencari solusi yang terbaik soal tersebut. Ya semoga saja janji mereka bisa menjadi kenyataan. Namun, terlepas dari segala permasalahan yang terkait ending super kontroversial itu, Mass Effect 3 merupakan kisah bab penutup bagi Shepard yang serba campur aduk dan serba kontradiksi, sekaligus tetap memberikan sentuhan yang terbaik ke dalam unsur aksi, romance, dan drama di dunia Sci-fi yang lumayan mantap.
Meskipun game ini tidak sesolid seperti dua seri sebelumnya.
Minimum System Requirements
OS – Windows XP SP3/Vista SP1, Win 7
CPU – 1.8 GHz Intel Core 2 Duo (equivalent AMD CPU)
RAM – 1GB for XP / 2GB RAM for Vista/Win 7
HDD – 15 GB of free hard disk space
GFX RAM – 256 MB* (with Pixel Shader 3.0 support)
Audio – DirectX 9.0c compatible
DX – DirectX 9.0c August 2009 (included)
*Supported chipsets: NVIDIA 7900 or better; ATI X1800 or better. Please note that NVIDIA GeForce 9300, 8500, 8400, and 8300 are below minimum system requirements, as are AMD/ATI Radeon HD3200, HD3300, and HD4350. Updates to your video and sound card drivers may be required.
Recommended System Requirements
OS – Windows XP SP3/Vista SP1, Win 7
CPU – 2.4 GHz Intel Core 2 Duo (equivalent AMD CPU)
RAM – 2GB for XP / 4GB RAM for Vista/Win 7
HDD – 15 GB of free hard disk space
GFX – AMD/ATI Radeon HD 4850 512 MB or greater, NVidia GeForce 9800 GT 512 MB or greater
GFX RAM – 512MB (with Pixel Shader 3.0 support)
0 komentar:
Posting Komentar