Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

The Oregon Trail : Settler multiscreen armv6 & armv7 (Apk+Data)


Bismillahirrahmanirrahim

gak tau kenapa ane ketagihan sama game yang tipe2 nya kaya game oregon trail ini,apk dan datanya langsung ane jadiin satu di dalam file downloadan karna ane download datanya langsung dari galmin ane. cekidot







Download dimari :

oregon trail v1.0.5 iqbal244-android(apk+data).zip

Cara install :

1. Download file di atas,extract nanti ada apk dan data

2. Pindahkan data ke Sdcard>Android>Data lalu install apk nya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ben 10 Ultimate alien multiscreen armv6 and armv7


Bismillahirrahmanirrahim

tested n work di galaxy mini ane. cekidot





Download dimari :

- Ben 10 ultimate alien multiscreen.apk

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Battlefiel Bad Company 2 multiscreen and armv7 only


Bismillahirrahmanirrahim

satu lagi game ber genre FPS dan berlatar belakang di medan perang bisa di mainkan di Android. Game besutan EA(Electronic Arts) ini gak kalah sama modern combat3 dan game2 FPS besutan Gameloft lainya. Game ini sudah ane test di xperi arc s dan work perfect. cekidot


Image Hosted by ImageShack.us

Image Hosted by ImageShack.us

Image Hosted by ImageShack.us



Download dimari :

- Battlefield Bad Company apk v1.28(Galaxy s3,All Mali-400 GPU, new Adreno and others)

- Sddata (Depositfiles)

Extract data to : Sdcard (folder "bc2" langsung taruh di sdcard)

note :

- pertama main bahasanya pake bahasa cina atau mandarin ane gak tau,geser menu ke kanan 2 kali terus ada 3 pilihan di bawahnya pilih yang paling atas,itu adalah menu setting nanti ganti aja bahasanya ke english

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Real Racing 2 QVGA dan HVGA



Bismillahirrahmanirrahim


kalo kk2 gk bisa nyetir atau gk punya mobil silahkan coba game ini.haha
game ini bener2 kaya nyata,keren bgt deh pkoknya udh saya test di galaxy mini dan xperia live dan works perfect,di galaxy mini harus pake chainfire 3d buat mainin game ini.


Image Hosted by ImageShack.us




Image Hosted by ImageShack.us




Image Hosted by ImageShack.us




Image Hosted by ImageShack.us




Image Hosted by ImageShack.us




Image Hosted by ImageShack.us







Bahan2 Downloadan :


-Chainfire3d


-Plugins chainfire


-Cara Install Real Racing 2 by iqbal244


Bahan2 Gamenya :


-Real Racing QVGA (240x320)


-Real Racing HVGA (320x480)


-Data Real Racing(original) :
http://adf.ly/4yOan
http://uploaded.to/file/m14d5e58/from/exik9x

-Data Real Racing (RIP/Compress)200mb,extract jadi 900mb :
http://adf.ly/4yOV1
http://uploaded.to/file/6pzgs9m0/from/exik9x


note : utk data game silahkan pilih salah 1,itu hanya ada beberapa mirror utk link download


Extract sddata : Sdcard>Android>Data


Password : iqbal244

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sejarah Sistem Waktu



Tintin HD for hvga and wvga armv7 only


Bismillahirrahmanirrahim

Game keluaran gameloft ini perlu di acungin jempol. Grafiknya bagus banget karena datanya 1,3 gb an setelah di extract. Game ini udah ane coba test di Andro max sayang pas mau main andro maxnya gak kuat dan langsung keluar,tp setelah ane coba di xperia Arc s lancar jaya. cekidot

Image Hosted by ImageShack.us

Image Hosted by ImageShack.us

Image Hosted by ImageShack.us



Download dimari :

Tintin HD apk.zip (extract first)

Sd data Tintin HD (Adreno,powevr,dll)

Cara install

1. Download semua bahan di atas,lalu extract apk tintin yang berformat .zip nanti akan muncul 2 apk,pilih salah satu untuk agan install,di andro max ane pake yang all device karena pake yang crack device ane gk compatible katanya klo di Arc S ane pake yg crack karena Arc S ane compatible

2. Extract data ke Sdcard>Android>Data

3. Buka gamenya nanti akan minta download sekitar 5-10 mb an,tergantung device agan. Download melalui wifi,jika agan gak ada wifi bisa pake carrier network caranya download dlu file ini :DOWNLOAD lalu taro langsung di sdcard agan

4. Setelah selesai di download sisa data tintin nya klik ok dan selamat memainkan :-D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tintin HD for hvga and wvga armv7 only



Bismillahirrahmanirrahim

Game keluaran gameloft ini perlu di acungin jempol. Grafiknya bagus banget karena datanya 1,3 gb an setelah di extract. Game ini udah ane coba test di Andro max sayang pas mau main andro maxnya gak kuat dan langsung keluar,tp setelah ane coba di xperia Arc s lancar jaya. cekidot

Image Hosted by ImageShack.us

Image Hosted by ImageShack.us

Image Hosted by ImageShack.us



Download dimari :

Tintin HD apk.zip (extract first)

Sd data Tintin HD (Adreno,powevr,dll)

Cara install

1. Download semua bahan di atas,lalu extract apk tintin yang berformat .zip nanti akan muncul 2 apk,pilih salah satu untuk agan install,di andro max ane pake yang all device karena pake yang crack device ane gk compatible katanya klo di Arc S ane pake yg crack karena Arc S ane compatible

2. Extract data ke Sdcard>Android>Data

3. Buka gamenya nanti akan minta download sekitar 5-10 mb an,tergantung device agan. Download melalui wifi,jika agan gak ada wifi bisa pake carrier network caranya download dlu file ini :DOWNLOAD lalu taro langsung di sdcard agan

4. Setelah selesai di download sisa data tintin nya klik ok dan selamat memainkan :-D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sejarah Sistem Waktu




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sejarah Sistem Waktu




Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa dalam satu hari ada 24 jam, dan dalam satu menit ada 60 detik? Inilah jawabannya.
Sistem bilangan yang paling banyak digunakan manusia saat ini adalah sistem desimal, yaitu sebuah sistem bilangan berbasis 10. Namun untuk mengukur waktu kita menggunakan sistem duodesimal (basis 12) dan sexadesimal (basis 60). Hal ini disebabkan karena metode untuk membagi hari diturunkan dari sistem bilangan yang digunakan oleh peradaban kuno Mediterania. Pada sekitar tahun 1500 SM, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis 12, dan mereka mengembangkan sebuah sistem jam matahari berbentuk seperti huruf T yang diletakkan di atas tanah dan membagi waktu antara matahari terbit dan tenggelam ke dalam 12 bagian. Para ahli sejarah berpendapat, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis 12 didasarkan akan jumlah siklus bulan dalam setahun atau bisa juga didasarkan akan banyaknya jumlah sendi jari manusia (3 di tiap jari, tidak termasuk jempol) yang memungkinkan mereka berhitung hingga 12 menggunakan jempol.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sejarah Sistem Waktu




Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa dalam satu hari ada 24 jam, dan dalam satu menit ada 60 detik? Inilah jawabannya.
Sistem bilangan yang paling banyak digunakan manusia saat ini adalah sistem desimal, yaitu sebuah sistem bilangan berbasis 10. Namun untuk mengukur waktu kita menggunakan sistem duodesimal (basis 12) dan sexadesimal (basis 60). Hal ini disebabkan karena metode untuk membagi hari diturunkan dari sistem bilangan yang digunakan oleh peradaban kuno Mediterania. Pada sekitar tahun 1500 SM, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis 12, dan mereka mengembangkan sebuah sistem jam matahari berbentuk seperti huruf T yang diletakkan di atas tanah dan membagi waktu antara matahari terbit dan tenggelam ke dalam 12 bagian. Para ahli sejarah berpendapat, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis 12 didasarkan akan jumlah siklus bulan dalam setahun atau bisa juga didasarkan akan banyaknya jumlah sendi jari manusia (3 di tiap jari, tidak termasuk jempol) yang memungkinkan mereka berhitung hingga 12 menggunakan jempol.
Jam matahari generasi berikutnya sudah sedikit banyak merepresentasikan apa yang sekarang kita sebut dengan “jam”. Sedangkan pembagian malam menjadi 12 bagian, didasarkan atas pengamatan para ahli astronomi Mesir kuno akan adanya 12 bintang di langit pada saat malam hari. Dengan membagi satu hari dan satu malam menjadi masing-masing 12 jam, maka dengan tidak langsung konsep 24 jam diperkenalkan. Namun demikian panjang hari dan panjang malam tidaklah sama, tergantung musimnya (contoh: saat musim panas hari lebih panjang dibandingkan malam). Oleh karena itu pembagian jam dalam satu hari pun berubah-ubah sesuai dengan musimnya. Sistem waktu ini disebut dengan sistem waktu musiman. Pada sekitar tahun 147-127 SM, seorang ahli astronomi Yunani bernama Hipparchus menyarankan agar banyaknya jam dalam satu hari dibuat tetap saja yaitu sebanyak 24 jam, disebut dengan sistem waktu equinoctial. Namun sistem ini baru diterima secara luas oleh saat ditemukannya jam mekanik di Eropa pada abad ke-14.
Eratosthenes (276-194 SM), seorang ahli astronomi Yunani lainnya membagi sebuah lingkaran menjadi 60 bagian untuk membuat sistem geografis latitude. Teknik ini didasarkan atas sistem berbasis 60 yang digunakan oleh orang-orang Babilonia yang berdiam di Mesopotamia, yang jika ditilik lebih jauh diturunkan dari sistem yang digunakan oleh peradaban Sumeria sekitar 2000 SM. Tidak diketahui dengan pasti mengapa menggunakan sistem bilangan berbasis 60, namun satu dugaan mengatakan untuk kemudahan perhitungan karena angka 60 adalah merupakan angka terkecil yang dapat dibagi habis oleh 10, 12, 15, 20 dan 30.
Satu abad kemudian, Hipparchus memperkenalkan sistem longitude 360 derajat. Dan pada sekitar 130 M, Claudius Ptolemy membagi tiap derajat menjadi 60 bagian. Bagian pertama disebut dengan partes minutae primae yang artinya menit pertama, bagian yang kedua disebut partes minutae secundae atau menit kedua, dan seterusnya. Walaupun ada 60 bagian, yang digunakan hanyalah 2 bagian yang pertama saja dimana bagian yang pertama menjadi menit, dan bagian yang kedua menjadi detik. Sedangkan sisa 58 bagian yang lainnya membentuk satuan waktu yang lebih kecil daripada detik.
Sistem waktu ini membutuhkan waktu berabad-abad untuk tersebar luas penggunaannya. Bahkan jam penunjuk waktu pertama yang menampilkan menit dibuat pertama kali pada abad ke-16. Sistem waktu ini digunakan hingga sekarang oleh kita manusia modern.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sejarah Sistem Waktu




Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa dalam satu hari ada 24 jam, dan dalam satu menit ada 60 detik? Inilah jawabannya.
Sistem bilangan yang paling banyak digunakan manusia saat ini adalah sistem desimal, yaitu sebuah sistem bilangan berbasis 10. Namun untuk mengukur waktu kita menggunakan sistem duodesimal (basis 12) dan sexadesimal (basis 60). Hal ini disebabkan karena metode untuk membagi hari diturunkan dari sistem bilangan yang digunakan oleh peradaban kuno Mediterania. Pada sekitar tahun 1500 SM, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis 12, dan mereka mengembangkan sebuah sistem jam matahari berbentuk seperti huruf T yang diletakkan di atas tanah dan membagi waktu antara matahari terbit dan tenggelam ke dalam 12 bagian. Para ahli sejarah berpendapat, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis 12 didasarkan akan jumlah siklus bulan dalam setahun atau bisa juga didasarkan akan banyaknya jumlah sendi jari manusia (3 di tiap jari, tidak termasuk jempol) yang memungkinkan mereka berhitung hingga 12 menggunakan jempol.
Jam matahari generasi berikutnya sudah sedikit banyak merepresentasikan apa yang sekarang kita sebut dengan “jam”. Sedangkan pembagian malam menjadi 12 bagian, didasarkan atas pengamatan para ahli astronomi Mesir kuno akan adanya 12 bintang di langit pada saat malam hari. Dengan membagi satu hari dan satu malam menjadi masing-masing 12 jam, maka dengan tidak langsung konsep 24 jam diperkenalkan. Namun demikian panjang hari dan panjang malam tidaklah sama, tergantung musimnya (contoh: saat musim panas hari lebih panjang dibandingkan malam). Oleh karena itu pembagian jam dalam satu hari pun berubah-ubah sesuai dengan musimnya. Sistem waktu ini disebut dengan sistem waktu musiman. Pada sekitar tahun 147-127 SM, seorang ahli astronomi Yunani bernama Hipparchus menyarankan agar banyaknya jam dalam satu hari dibuat tetap saja yaitu sebanyak 24 jam, disebut dengan sistem waktu equinoctial. Namun sistem ini baru diterima secara luas oleh saat ditemukannya jam mekanik di Eropa pada abad ke-14.
Eratosthenes (276-194 SM), seorang ahli astronomi Yunani lainnya membagi sebuah lingkaran menjadi 60 bagian untuk membuat sistem geografis latitude. Teknik ini didasarkan atas sistem berbasis 60 yang digunakan oleh orang-orang Babilonia yang berdiam di Mesopotamia, yang jika ditilik lebih jauh diturunkan dari sistem yang digunakan oleh peradaban Sumeria sekitar 2000 SM. Tidak diketahui dengan pasti mengapa menggunakan sistem bilangan berbasis 60, namun satu dugaan mengatakan untuk kemudahan perhitungan karena angka 60 adalah merupakan angka terkecil yang dapat dibagi habis oleh 10, 12, 15, 20 dan 30.
Satu abad kemudian, Hipparchus memperkenalkan sistem longitude 360 derajat. Dan pada sekitar 130 M, Claudius Ptolemy membagi tiap derajat menjadi 60 bagian. Bagian pertama disebut dengan partes minutae primae yang artinya menit pertama, bagian yang kedua disebut partes minutae secundae atau menit kedua, dan seterusnya. Walaupun ada 60 bagian, yang digunakan hanyalah 2 bagian yang pertama saja dimana bagian yang pertama menjadi menit, dan bagian yang kedua menjadi detik. Sedangkan sisa 58 bagian yang lainnya membentuk satuan waktu yang lebih kecil daripada detik.
Sistem waktu ini membutuhkan waktu berabad-abad untuk tersebar luas penggunaannya. Bahkan jam penunjuk waktu pertama yang menampilkan menit dibuat pertama kali pada abad ke-16. Sistem waktu ini digunakan hingga sekarang oleh kita manusia modern.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS


Sejarah Sistem Waktu


Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa dalam satu hari ada 24 jam, dan dalam satu menit ada 60 detik? Inilah jawabannya.
Sistem bilangan yang paling banyak digunakan manusia saat ini adalah sistem desimal, yaitu sebuah sistem bilangan berbasis 10. Namun untuk mengukur waktu kita menggunakan sistem duodesimal (basis 12) dan sexadesimal (basis 60). Hal ini disebabkan karena metode untuk membagi hari diturunkan dari sistem bilangan yang digunakan oleh peradaban kuno Mediterania. Pada sekitar tahun 1500 SM, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis 12, dan mereka mengembangkan sebuah sistem jam matahari berbentuk seperti huruf T yang diletakkan di atas tanah dan membagi waktu antara matahari terbit dan tenggelam ke dalam 12 bagian. Para ahli sejarah berpendapat, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis 12 didasarkan akan jumlah siklus bulan dalam setahun atau bisa juga didasarkan akan banyaknya jumlah sendi jari manusia (3 di tiap jari, tidak termasuk jempol) yang memungkinkan mereka berhitung hingga 12 menggunakan jempol.
Jam matahari generasi berikutnya sudah sedikit banyak merepresentasikan apa yang sekarang kita sebut dengan “jam”. Sedangkan pembagian malam menjadi 12 bagian, didasarkan atas pengamatan para ahli astronomi Mesir kuno akan adanya 12 bintang di langit pada saat malam hari. Dengan membagi satu hari dan satu malam menjadi masing-masing 12 jam, maka dengan tidak langsung konsep 24 jam diperkenalkan. Namun demikian panjang hari dan panjang malam tidaklah sama, tergantung musimnya (contoh: saat musim panas hari lebih panjang dibandingkan malam). Oleh karena itu pembagian jam dalam satu hari pun berubah-ubah sesuai dengan musimnya. Sistem waktu ini disebut dengan sistem waktu musiman. Pada sekitar tahun 147-127 SM, seorang ahli astronomi Yunani bernama Hipparchus menyarankan agar banyaknya jam dalam satu hari dibuat tetap saja yaitu sebanyak 24 jam, disebut dengan sistem waktu equinoctial. Namun sistem ini baru diterima secara luas oleh saat ditemukannya jam mekanik di Eropa pada abad ke-14.
Eratosthenes (276-194 SM), seorang ahli astronomi Yunani lainnya membagi sebuah lingkaran menjadi 60 bagian untuk membuat sistem geografis latitude. Teknik ini didasarkan atas sistem berbasis 60 yang digunakan oleh orang-orang Babilonia yang berdiam di Mesopotamia, yang jika ditilik lebih jauh diturunkan dari sistem yang digunakan oleh peradaban Sumeria sekitar 2000 SM. Tidak diketahui dengan pasti mengapa menggunakan sistem bilangan berbasis 60, namun satu dugaan mengatakan untuk kemudahan perhitungan karena angka 60 adalah merupakan angka terkecil yang dapat dibagi habis oleh 10, 12, 15, 20 dan 30.
Satu abad kemudian, Hipparchus memperkenalkan sistem longitude 360 derajat. Dan pada sekitar 130 M, Claudius Ptolemy membagi tiap derajat menjadi 60 bagian. Bagian pertama disebut dengan partes minutae primae yang artinya menit pertama, bagian yang kedua disebut partes minutae secundae atau menit kedua, dan seterusnya. Walaupun ada 60 bagian, yang digunakan hanyalah 2 bagian yang pertama saja dimana bagian yang pertama menjadi menit, dan bagian yang kedua menjadi detik. Sedangkan sisa 58 bagian yang lainnya membentuk satuan waktu yang lebih kecil daripada detik.
Sistem waktu ini membutuhkan waktu berabad-abad untuk tersebar luas penggunaannya. Bahkan jam penunjuk waktu pertama yang menampilkan menit dibuat pertama kali pada abad ke-16. Sistem waktu ini digunakan hingga sekarang oleh kita manusia modern.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Asal Usul Keyboard QWERTY




Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa dalam satu hari ada 24 jam, dan dalam satu menit ada 60 detik? Inilah jawabannya.
Sistem bilangan yang paling banyak digunakan manusia saat ini adalah sistem desimal, yaitu sebuah sistem bilangan berbasis 10. Namun untuk mengukur waktu kita menggunakan sistem duodesimal (basis 12) dan sexadesimal (basis 60). Hal ini disebabkan karena metode untuk membagi hari diturunkan dari sistem bilangan yang digunakan oleh peradaban kuno Mediterania. Pada sekitar tahun 1500 SM, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis 12, dan mereka mengembangkan sebuah sistem jam matahari berbentuk seperti huruf T yang diletakkan di atas tanah dan membagi waktu antara matahari terbit dan tenggelam ke dalam 12 bagian. Para ahli sejarah berpendapat, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis 12 didasarkan akan jumlah siklus bulan dalam setahun atau bisa juga didasarkan akan banyaknya jumlah sendi jari manusia (3 di tiap jari, tidak termasuk jempol) yang memungkinkan mereka berhitung hingga 12 menggunakan jempol.
Jam matahari generasi berikutnya sudah sedikit banyak merepresentasikan apa yang sekarang kita sebut dengan “jam”. Sedangkan pembagian malam menjadi 12 bagian, didasarkan atas pengamatan para ahli astronomi Mesir kuno akan adanya 12 bintang di langit pada saat malam hari. Dengan membagi satu hari dan satu malam menjadi masing-masing 12 jam, maka dengan tidak langsung konsep 24 jam diperkenalkan. Namun demikian panjang hari dan panjang malam tidaklah sama, tergantung musimnya (contoh: saat musim panas hari lebih panjang dibandingkan malam). Oleh karena itu pembagian jam dalam satu hari pun berubah-ubah sesuai dengan musimnya. Sistem waktu ini disebut dengan sistem waktu musiman. Pada sekitar tahun 147-127 SM, seorang ahli astronomi Yunani bernama Hipparchus menyarankan agar banyaknya jam dalam satu hari dibuat tetap saja yaitu sebanyak 24 jam, disebut dengan sistem waktu equinoctial. Namun sistem ini baru diterima secara luas oleh saat ditemukannya jam mekanik di Eropa pada abad ke-14.
Eratosthenes (276-194 SM), seorang ahli astronomi Yunani lainnya membagi sebuah lingkaran menjadi 60 bagian untuk membuat sistem geografis latitude. Teknik ini didasarkan atas sistem berbasis 60 yang digunakan oleh orang-orang Babilonia yang berdiam di Mesopotamia, yang jika ditilik lebih jauh diturunkan dari sistem yang digunakan oleh peradaban Sumeria sekitar 2000 SM. Tidak diketahui dengan pasti mengapa menggunakan sistem bilangan berbasis 60, namun satu dugaan mengatakan untuk kemudahan perhitungan karena angka 60 adalah merupakan angka terkecil yang dapat dibagi habis oleh 10, 12, 15, 20 dan 30.
Satu abad kemudian, Hipparchus memperkenalkan sistem longitude 360 derajat. Dan pada sekitar 130 M, Claudius Ptolemy membagi tiap derajat menjadi 60 bagian. Bagian pertama disebut dengan partes minutae primae yang artinya menit pertama, bagian yang kedua disebut partes minutae secundae atau menit kedua, dan seterusnya. Walaupun ada 60 bagian, yang digunakan hanyalah 2 bagian yang pertama saja dimana bagian yang pertama menjadi menit, dan bagian yang kedua menjadi detik. Sedangkan sisa 58 bagian yang lainnya membentuk satuan waktu yang lebih kecil daripada detik.
Sistem waktu ini membutuhkan waktu berabad-abad untuk tersebar luas penggunaannya. Bahkan jam penunjuk waktu pertama yang menampilkan menit dibuat pertama kali pada abad ke-16. Sistem waktu ini digunakan hingga sekarang oleh kita manusia modern.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Asal Usul Keyboard QWERTY



Mesin tik pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1868 oleh Christopher Latham Sholes. Usaha pertamanya untuk membuat sebuah perangkat mengetik bisa dibilang jauh dari kata sempurna. Desain mesin tik pertama yang ia buat menggunakan huruf dan karakter pada ujung batang yang disebut "typebar". Ketika tombol ditekan, typebar akan berayun dan menekan pita berlapis tinta yang akan mencetak karakter tersebut di atas kertas. Desain asli dari tombol keyboard diposisikan dalam susunan sesuai dengan urutan abjad (ABCDE) dalam dua baris. Namun pengaturan ini menyebabkan "typebar" pada mesin ketik akan saling tumpang tindih ketika menulis kombinasi huruf yang paling umum digunakan dari alfabet (misal TH dan ST), sehingga menyebabkan tombol akan sering macet dan memperlambat pekerjaan mengetik.


Untuk memecahkan masalah ini, Sholes memutuskan bahwa posisi tombol perlu disusun ulang. Pada tahun 1868, bekerja sama dengan Amos Densmore, Sholes mengatur huruf pada keyboard untuk mendapatkan jarak yang lebih baik antara tombol yang sering digunakan dengan yang jarang digunakan. Namun, hal ini malah membuat sebagian orang mengalami kesulitan untuk menemukan tombol yang akan mereka ketikkan dan akhirnya tetap membuat pekerjaan tidak menjadi lebih efisien. Sehingga beberapa orang berasumsi bahwa Sholes sengaja melakukan hal tersebut untuk memperlambat proses pengetikan sehingga tidak akan membuat macet mesinnya yang lamban. Namun, tujuannya adalah sebaliknya. Seseorang yang menguasai pengaturan tombol baru tersebut akan benar-benar dapat mengetik lebih cepat karena tombol tidak akan macet. Ini adalah awal dari keyboard QWERTY, yang pertama kali muncul pada tahun 1872.

Mesin tik pertama kali dijual secara luas pada tahun 1874 oleh Remington & Sons. Mesin tik ini disebut dengan Remington No 1. Namun, kebanyakan orang mengabaikannya karena pada tahun 1870-an, gagasan "menulis mekanis" masih terasa aneh bagi kebanyakan orang yang masih terbiasa menulis dengan menggunakan tangan. Empat tahun kemudian, setelah modifikasi susunan tombol keyboard, Remington & Sons memproduksi Remington No 2. Remington No 2 memiliki pengaturan tombol yang kita gunakan sekarang ini bersama dengan kemampuan mengetik baik huruf kapital maupun huruf kecil dengan menggunakan tombol shift (model pertama dari mesin tik hanya dapat mengetik huruf kapital saja). Tombol shift ini mendapatkan namanya disebabkan fungsinya untuk menggeser ("shift") posisi antara huruf kecil atau kapital yang berada di typebar yang sama.

Kepopuleran mesin tik kemudian lambat laun mulai meningkat, dan orang-orang akhirnya berhenti mengeluh tentang pengaturan aneh tombol keyboard dan mulai menghafal susunan keyboard dan belajar bagaimana untuk mengetik dengan lebih efisien. Meskipun banyak susunan keyboard alternatif lain yang coba untuk diperkenalkan, tapi kebanyakan orang memutuskan untuk tetap memakai keyboard dengan susunan QWERTY.

Kemudian, pada awal tahun 1930-an Profesor Agustus Dvorak dari Washington State University mengembangkan keyboard yang lebih "user-friendly". Dia mendesain ulang susunan tombol keyboard sehingga semua huruf vokal dan lima huruf konsonan yang paling umum digunakan disusun di deretan paling atas (AOEUIDHTNS). Dengan desain keyboard Dvorak ini, seseorang bisa mengetik sekitar 400 kata-kata bahasa Inggris yang paling umum hanya dengan menggunakan tombol dari barisan paling atas, bandingkan dengan hanya 100 kata-kata pada keyboard QWERTY . Selain itu, menggunakan keyboard Dvorak, jari juru ketik tidak akan harus melakukan perjalanan sejauh yang mereka lakukan pada keyboard Sholes untuk mengetik sebagian besar kata-kata.

Dvorak lalu mencoba untuk membuktikan bahwa mesinnya jauh lebih unggul dibanding mesin buatan Sholes. Namun, pembuktiannya ini tidak pernah terungkap. Banyak studi yang digunakan untuk menguji efektivitas keyboard-nya yang cacat atau dianggap terdapat konflik kepentingan di dalamnya karena Dvorak sendiri yang melakukan studi pengujian tersebut. Akhirnya sebuah studi yang dilakukan oleh US General Services Administration pada tahun 1953 tentang keyboard Dvorak mengambil suatu kesimpulan bahwa tidak peduli jenis keyboard yang digunakan, juru ketik tetap bisa saja mengetik dengan cepat atau sebaliknya. Oleh karena itu, mayoritas orang tidak ingin membuang waktu atau sumber daya yang dibutuhkan untuk melatih penggunaan keyboard baru, jadi mesin tik Dvorak tidak pernah benar-benar menarik mayoritas konsumen dan keyboard QWERTY akhirnya bertahan sampai hari ini dan kemungkinan besar sampai di masa yang akan mendatang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Asal Usul Keyboard QWERTY


Mesin tik pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1868 oleh Christopher Latham Sholes. Usaha pertamanya untuk membuat sebuah perangkat mengetik bisa dibilang jauh dari kata sempurna. Desain mesin tik pertama yang ia buat menggunakan huruf dan karakter pada ujung batang yang disebut "typebar". Ketika tombol ditekan, typebar akan berayun dan menekan pita berlapis tinta yang akan mencetak karakter tersebut di atas kertas. Desain asli dari tombol keyboard diposisikan dalam susunan sesuai dengan urutan abjad (ABCDE) dalam dua baris. Namun pengaturan ini menyebabkan "typebar" pada mesin ketik akan saling tumpang tindih ketika menulis kombinasi huruf yang paling umum digunakan dari alfabet (misal TH dan ST), sehingga menyebabkan tombol akan sering macet dan memperlambat pekerjaan mengetik.


Untuk memecahkan masalah ini, Sholes memutuskan bahwa posisi tombol perlu disusun ulang. Pada tahun 1868, bekerja sama dengan Amos Densmore, Sholes mengatur huruf pada keyboard untuk mendapatkan jarak yang lebih baik antara tombol yang sering digunakan dengan yang jarang digunakan. Namun, hal ini malah membuat sebagian orang mengalami kesulitan untuk menemukan tombol yang akan mereka ketikkan dan akhirnya tetap membuat pekerjaan tidak menjadi lebih efisien. Sehingga beberapa orang berasumsi bahwa Sholes sengaja melakukan hal tersebut untuk memperlambat proses pengetikan sehingga tidak akan membuat macet mesinnya yang lamban. Namun, tujuannya adalah sebaliknya. Seseorang yang menguasai pengaturan tombol baru tersebut akan benar-benar dapat mengetik lebih cepat karena tombol tidak akan macet. Ini adalah awal dari keyboard QWERTY, yang pertama kali muncul pada tahun 1872.

Mesin tik pertama kali dijual secara luas pada tahun 1874 oleh Remington & Sons. Mesin tik ini disebut dengan Remington No 1. Namun, kebanyakan orang mengabaikannya karena pada tahun 1870-an, gagasan "menulis mekanis" masih terasa aneh bagi kebanyakan orang yang masih terbiasa menulis dengan menggunakan tangan. Empat tahun kemudian, setelah modifikasi susunan tombol keyboard, Remington & Sons memproduksi Remington No 2. Remington No 2 memiliki pengaturan tombol yang kita gunakan sekarang ini bersama dengan kemampuan mengetik baik huruf kapital maupun huruf kecil dengan menggunakan tombol shift (model pertama dari mesin tik hanya dapat mengetik huruf kapital saja). Tombol shift ini mendapatkan namanya disebabkan fungsinya untuk menggeser ("shift") posisi antara huruf kecil atau kapital yang berada di typebar yang sama.

Kepopuleran mesin tik kemudian lambat laun mulai meningkat, dan orang-orang akhirnya berhenti mengeluh tentang pengaturan aneh tombol keyboard dan mulai menghafal susunan keyboard dan belajar bagaimana untuk mengetik dengan lebih efisien. Meskipun banyak susunan keyboard alternatif lain yang coba untuk diperkenalkan, tapi kebanyakan orang memutuskan untuk tetap memakai keyboard dengan susunan QWERTY.

Kemudian, pada awal tahun 1930-an Profesor Agustus Dvorak dari Washington State University mengembangkan keyboard yang lebih "user-friendly". Dia mendesain ulang susunan tombol keyboard sehingga semua huruf vokal dan lima huruf konsonan yang paling umum digunakan disusun di deretan paling atas (AOEUIDHTNS). Dengan desain keyboard Dvorak ini, seseorang bisa mengetik sekitar 400 kata-kata bahasa Inggris yang paling umum hanya dengan menggunakan tombol dari barisan paling atas, bandingkan dengan hanya 100 kata-kata pada keyboard QWERTY . Selain itu, menggunakan keyboard Dvorak, jari juru ketik tidak akan harus melakukan perjalanan sejauh yang mereka lakukan pada keyboard Sholes untuk mengetik sebagian besar kata-kata.

Dvorak lalu mencoba untuk membuktikan bahwa mesinnya jauh lebih unggul dibanding mesin buatan Sholes. Namun, pembuktiannya ini tidak pernah terungkap. Banyak studi yang digunakan untuk menguji efektivitas keyboard-nya yang cacat atau dianggap terdapat konflik kepentingan di dalamnya karena Dvorak sendiri yang melakukan studi pengujian tersebut. Akhirnya sebuah studi yang dilakukan oleh US General Services Administration pada tahun 1953 tentang keyboard Dvorak mengambil suatu kesimpulan bahwa tidak peduli jenis keyboard yang digunakan, juru ketik tetap bisa saja mengetik dengan cepat atau sebaliknya. Oleh karena itu, mayoritas orang tidak ingin membuang waktu atau sumber daya yang dibutuhkan untuk melatih penggunaan keyboard baru, jadi mesin tik Dvorak tidak pernah benar-benar menarik mayoritas konsumen dan keyboard QWERTY akhirnya bertahan sampai hari ini dan kemungkinan besar sampai di masa yang akan mendatang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS